Tuesday

hey. i made cerbung.. he he

Part 1. (putar lagu di atas untuk mengiringi.)

pagi itu langit mendung. anka bisa merasakan ujung jemari kakinya luput dari buaian selimut tebalnya.

pukul 6:54 pagi.

mau tidak mau, ia bangun dan meraba-raba mencari kacamatanya. di atas meja tepat di samping tempat tidur, layar macbook air berkedip menyala. samar-samar, sebelah matanya--yang dipaksakan terjaga--melihat sekilas notifikasi yang muncul di sana. ada 4 surel masuk, 3 bersubjek seperti biasa; deadline, tawaran bisnis hasil forward asistennya, nina, laporan laporan, dan satu sisanya tidak bersubjek.

melawan keengganan yang luar biasa untuk meninggalkan tempat tidur, ia mulai meregangkan tubuh dan berjalan menuju bar dapur. apartemen itu tidak terlalu besar, tapi juga tidak kecil untuk ukuran wanita muda berusia 25 tahun. meskipun sudah hampir tiga tahun tinggal sendiri, sesekali ibu anka datang dari luar kota atas permintaannya.

sejak tim yang ia gawangi memenangkan tender tiga tahun lalu, hidup anka tidak pernah sama. hujan tawaran proyek, iming-iming fee yang menjanjikan serta perjalanan karier secepat kilat mengantar anka pada dirinya yang sekarang. sebenarnya ada dorongan dari beberapa sahabat untuk memulai usaha dan membangun office independen milik sendiri agar dirinya dapat memperluas peluang yang selama ini selalu tidak sepenuhnya terkover karena terbatas ruang gerak tim dan operasional perusahaan. tapi anka merasa tidak terganggu dengan semua itu. ia nyaman dengan hidupnya sekarang. ia sudah merasa senang.

aroma teh yang baru diseduh memberi kelegaan lembut seperti biasa. dua tahun lalu, anka memutuskan berhenti mengonsumsi kopi. sebelumnya, ia bisa menghabiskan 5 sampai 8 cangkir kopi dalam semalam untuk menemaninya menyelesaikan deadline yang terus menggunung. suatu pagi, setelah menuntaskan sebuah proyek raksasa yang membuatnya tidak sadar telah menghabiskan cangkir kopi melebihi biasanya, dua belas gelas, anka kolaps. ia nyaris tidak tertolong jika sahabatnya, indira tidak kebetulan datang pagi itu untuk membawakan surprise sepulang dari islandia. sejak saat itu anka menjadi penyuka teh.

sedikit mengitari ruangan, ia meletakkan cangkir hangat tersebut di samping pemutar vinyl kesayangannya, hadiah kelulusan dari seseorang. seseorang yang pernah mengisi suatu masa kehidupannya. tidak lama kemudian, lagu dari band indie lokal mengalun.

Mocca - Imaginary Girlfriend.

jendela yang terbuka lebar, aroma teh memenuhi ruangan dan iringan lagu dari vinyl-vinylnya selalu merupakan pagi favorit anka.

tidak jauh dari meja tempat pemutar vinyl itu diletakkan, tergantung sebuah rak berisi ratusan buku yang ia koleksi sejak kecil. nyaris semua sudah ia baca lebih dari sekali. kemudian selama sepersekian detik yang terasa lama, pandangan anka bertumbukan dengan judul sebuah buku yang sejak semalam tidak ingin diingatnya. baru saja ia hendak memindahkannya ke kotak sampah, henfonnya berdering.

dari indira.

Kenapa?
Gue otw stasiun.
Gue bilang gue ga tertarik.
Gue tau. Dan gue cukup lama mengenal seorang Anka yang bisa mendadak berubah pikiran di menit menit terakhir. Gue juga sudah mengantisipasi abis ini lo bakal nut--
Sambungan terputus.

anka melempar henfonnya ke atas sofa. dan seketika melupakan keinginannya untuk memindahkan buku bersampul merah di ujung bawah rak.

bersambung.

1 comment: