Tuesday

kau.


Mengapa kau begitu nyata bagiku?
Sekali pun ku tak bisa menjamahmu, sekalipun kau ada.

Sekali pun ku tak pernah benar-benar memandangmu,
sekalipun kau selalu ada di sana untuk menungguku.

Sekalipun kau adalah yang selama ini kucari,
Sekali pun ku tak pernah mengerti siapakah engkau sebenarnya...

***

DAUN yang sudah menguning itu pun terlepas juga dari ranting yang selama ini telah menemani hidupnya selama puluhan tahun. Melayang di udara, berputar-putar sebentar tertiup angin, sebelum akhirnya jatuh dengan sedih di atas rumput tepi taman itu.
Saat itulah hidupnya harus berakhir.
Namun bukan inilah yang sebenarnya diinginkannya.
Sekalipun begitu, tersemat sebuah rasa bahagia yang sangat melegakan dalam hatinya...
Melihat dia tersenyum, melihat ia bahagia, hanya itulah yang masih sanggup diharapkannya sekarang. Biarpun harus mendongak, biarpun harus mengumpulkan seluruh sisa kekuatannya... Ia bahagia.

***

Tempat itu sunyi. Tidak ada tanda-tanda kehidupan di sana. Daun itu masih tergeletak tak bersuara di bawah pohon besar di taman itu.
Mungkin tak ada seorang pun yang mengerti ada sebuah ranting yang begitu kehilangan sesuatu yang amat dicintainya saat itu. Namun ia terlambat. Dirinya benar-benar telah terlambat. Yang dicintainya itu telah pergi untuk selamanya.
Hanya satu yang dapat dilakukannya sekarang. Dengan seluruh kerinduan yang tak akan terobati sampai kapan pun, ia berusaha melawan segenap keinginannya untuk menangis.
Seulas senyum tergantung di sana... Persembahan terakhirnya...

***

Jika kau tua nanti, apa hal terakhir yang ingin kau lakukan?” tanya ranting pohon suatu hari.

Aku... Aku hanya ingin tetap dapat berada di samping dia yang sangat aku cintai. Lalu setelah itu... barulah aku dapat pergi dengan damai. Mengapa tiba-tiba kau bertanya begitu? Aneh sekali.”

Ragu sejenak, ranting pun menambahkan, “Sepertinya kau yakin sekali. Bagaimana jika kau tidak dapat terus bersama dengan dia yang kau sebut-sebut itu?”

Menurutmu begitu? Ya, kalau memang harus begitu... apa boleh buat, aku hanya bisa berharap dapat melihatnya bahagia untuk terakhir kalinya. Dengan begitu, aku pun ikut bahagia... Setidaknya, di akhir hidupku.”

No comments:

Post a Comment