Friday

The Next Sixty

Gue lupa cerita.

Sebelum dipertemukan dalam TM, gue sempet ikut meet-up anak Akun di Amplas. Waktu itu Akun sudah terlihat solid via line. Gue dateng, dan ketemu ma Ias dari Bogor, Ema dari Purwokerto, Fifi dari Bosa, Veka dari Vanlith, dan yang lainnya. Yang sebenernya masih sebagian mungil dari Akun-14 dimana totalnya mencapai 400 sekian maba.


Begitulah, pada hari-hari berikutnya gue memasuki kalender akademik.

Iya, gue kuliah. Aneh bacanya. Gue Kuliah.
Dengan buku-buku original supertebal berbahasa inggris, temen-temen gue banyak ngeluh. Ada juga temen-temen gue yang malah langsung ngejual tuh buku-buku karena lumayan kata dia hampir 3 juta, bisa buat nambah uang saku. Dia sendiri make punya kakaknya dan gue akui itu emang cara cerdas anak ekonomi -_-

Gue pribadi jadi inget IGCSE. Tapi yang ini enak dilihat dibaca dan disayang. Bisa dicoret-coret dan nambah motivasi belajar. Aneh. Gue jadi suka ekonomi.


Anak-anak sembilan belas masih sering kumpul, keluar bareng, narsis bareng. Rame di line bareng. Sama siapa pun, lengkap-ga lengkap, cowok-cewek, yang pasti gue sayang kalian.

Sesi perdana gue dapet sama Prof Suwarto, dosen senior, makul Pengantar Bisnis. Dosen terngehe gue adalah dosen Mat-Ek, karena untuk ukuran makulnya dia terlalu bisik-bisik.

Gue memutuskan buat ikut Senat dan KSPM. Jujur gue tertarik masuk KSPM karena videonya anjir kece abis. Mereka abis comvis sama stuban ke jakarta, plus on air di Kick Andy. Kemarin kuota masuk 100 orang dan syukurlah gue kebagian. Gue juga tertarik ikut Seutas dan PSM. Seutas udah jiwa gue (jurnalistik dan pers) sedangkan PSM-nya Atma Jaya itu keren manteb shadhappp.

Di hari gue ketemu hiesqi yanda arpan, ada belasan kakak-kakak pakai kaos kuning bawa-bawa koper masuk kampus. Ternyata mereka anak PSM dan baru pulang dari Singapore bawa Gold Medal Asia-Art Fesival. Sebelumnya mereka juga borong beberapa Gold Medal di Vietnam, Manila, dsb.

Nah iya kalo gue lolos audisi not angka. Kalo nggak.


Inget gak gue pernah bilang gue benci akan masukan yang cuma ditujukan buat kepentingan psikologis? Aku bukan tipe orang yang bisa self-motivating.

Jadi ketika gue bilang pandangan gue tentang Atma Jaya banyak berubah, I really mean it.

Ada beberapa hal yang waktu di SMA kemarin gue dan banyak anak pikir gak akan bisa ditemuin lagi di luar. Tapi gak nyangkanya, di sini, gue ketemu lebih banyak orang yang ngewujudin hal-hal yang gue nikmatin zaman SMA.

Senam gila nya anak IPS gue temuin orang-orang macem Insis di sini. Hal-hal ndadak dimana kreativitas dan kerja sama dituntut buat berselaras dengan deadline juga ada. Orang-orang proaktif dengan ide solutif, banyak. Dan keluarga yang peduli, juga gue temuin di sini.

Gue kaget waktu banyak tahu temen-temen kuliah gue sekarang jarang yang daftar dan minat ke PTN. Bahkan pemikiran gue kalau swasta ga akan nolak siswa itu juga salah. Karena ternyata masih banyak yang ga lolos. Banyak yang langsung bidik swasta padahal mereka mampu di PTN. Kata mereka ga prestige kalo saingan sama orang-orang yang juga bisa ngebeli kans kursi kita. "Daripada ortu gue ngeluarin duit buat formulir tapi guenya gamau" kata mereka.

Gue bingung, kadang tertohok. Gue yang ada di bekas lingkungan orang-orang pengejar PTN ngerasa sendirian. Karena itu, waktu ketemu hiesqi yanda ma arpan gue motivated banget. Gue ga ngerasa sendirian lagi. Karena nemuin yang satu semangat dan satu penanggungan.

Gue juga seneng karena walaupun baru seminggu di sini, gue dapet banyak banget inspirasi dan hal baru yang menggelitik gue, yang jujur, gak gue sangka bakal gue dapet di sini.

Pada sesi studium generale ada mini talkshow sama tiga dekan, di mana Dekan I lulusan UGM (maksudnya S1) dan dia satu-satunya staff yang ketemu kami pagi itu (selain kaprodi dan para dosen) yang tepat banget buat kami-kami para pelarian dari PTN. Dia bener-bener objektif cerita tentang semuanya. Dan itu yang sekali lagi bangun opini gue. Ada juga tiga kakak mapres. Ada satu cimeng, cimeng banget masya owo logatnya. Ada satu cewe, dan kali ini dia adalah versi sejenis gue, ga lolos PTN tiga tahun lalu. Si cewe ini mantan ketua osis SMA Vanlith (ga mungkin ga tau) dan dia dua kali nerima beasiswa Astra, dan masih banyak prestasi inspiratif lain kayak yaaa IP-IP-an, keorganisasian, sama ada satu cowok lagi, cowok sixpack ketua PSM.

Banyak hal-hal yang gak habis gue tulis di sini dan inspiratif banget. Gue takut beberapa di antaranya terlalu frontal untuk dibagi di ruang publik. Kenyataan dan referensi yang selama ini gak gue dapet karena tertutup dogma selama SMA tentang PTN. Tapi gue kicep abis sama quotes intermezo nya Kak AB (waktu itu dia moderator. dia juga gak kalah inspiratif. Kayaknya waktu penyerahan amplop like dia yang paling panen. dia sempet di Teknik Elektro UGM (ugm bukan sih? tapi dia bilang negeri) tapi sekarang kuliah manajemen karena teknik bukan passion dia. denger-denger, cuma denger-denger, kayaknya dia juga yang bawa hmj manajemen nya Atma bisa ngalahin UGM tahun lalu):

"Sesi pertanyaan. Gue bakal kasi buku ini buat pertanyaan terbaik. Ini buka favorit gue, What The Dog Saw. Buku ini emang bekas. Tapi ilmu gak pernah bekas. Karena gue percaya, buku akan selalu baru ketika bertemu pemilik baru."

Gue akan selalu highlight quotes itu. Gue suka banget.

Selanjutnya tentang kelembaga-mahasiswaan. Gue cukup ngeh dengan beberapa prestasi akademik dan non-nya. Gak luar biasa, tapi bisa diperhitungkanlah. Setidaknya buat olimp akunnya masih berkicau di beberapa ajang nasional, di UI, UGM, dll.

Tapi gue tertarik ma Senat. Kalo di univ lain namanya BEM.

Kalo denger di univ lain, gue akan cenderung ikut hmj. Tapi di sini, sebelum gue ngeh kalo senat sama dengan bem, ya gue tetep ikut sih. (hal ini tidak gue umbar terlalu ngoyo dulu karena masih akan melalui beberapa rangkaian seleksi)

Yaaa itu seputar-putar.

Sekarang soal aktivitas gue yang lain.

Gue kemarin udah nulis draft pemikiran gue (yang bakal sering ilang lagi dan kelupaan kalo gak ditulis, karena ramenya lalu-lalang di dalam sini *nunjuk pelipis*) tapi entah kenapa gue hapus. Dan gue lupa itu berisi draft. Bego.

Gue menikmati kamar gue berserta suasana dan aura positifnya, gue udah cerita. Gue menyukai segala kematchingan properti terhadap interior kamar gue juga udah cerita. Gue menikmati penataan gue terhadap kamar, iya gue udah cerita juga. selanjutnya ada beberapa aktivitas yang bikin hidup ini membahagiakan dengan sederhana. Berikut di antaranya:

1. Buka jendela dan selambu pagi-pagi

2. Ngerapiin kamar, nyapu at least

3. Mantengin billboard & soundcloud dan download-download beberapa lagu baru. Yang selalu baru. Yang memper kuping gue keep, yang aneh-aneh gue deleted. Nyeseknya, lagu-lagu ini beberapa di antaranya bakal gue banget kalo keluar beberapa bulan earlier.

4. Belajar. Ini aneh. Karena sebelumnya gue bukan tipe orang yang "belajar" (poin ini gue tulis pendek aja karena gue tahu orang-orang yang tau gue bakal ngakak bacanya)

5. Ngelist barang-barang yang needed dan wondering kapan belinya. Terus eksekusi.

6. Muter-muter kota sambil cari inspirasi, makna, ide. (emang harusnya gue masuk filsafat aja keles)

7. Beli Chocoheaven di mesin pencetak minuman (apa ya namanya) di lobby kecil kampus.

8. Orang-orang baru tiap harinya, budaya dan mindset yang juga baru. Gue nyeseeel banget udah underestimate dan kemakan doktrin zaman SMA. Gue beneran nyesel.

9. Makan di sambel layah hahahahahahah

10. Line dan kericuhan di dalamnya :)

11. Kegiatan-kegiatan baru, usaha-usaha baru. Makrab-makrab dan hiburan baru.

12. Wondering kapan kosong dan plesir ke pantai.

13. Nungguin xxi release film-film baru dan nonton.

14. Beli buku baru.

15. Pinjem cd atau ngopy film (ini mah SMA banget)

16. Buka blognya Kertiii sambil dengerin Abang Sam Smith

17. Nyeduh ceremix sambil beraktivitas di meja kayu samping jendela

18. Sketching, again.

19. Bersih bersih badan

20. dan banyak hal lain yang bakal gue tulis kalo nyliwer lagi.

No comments:

Post a Comment