Thursday

living in this desperating, wonderful world..

Ternyata udah 2 bulan gak menyentuh dunia maya! Rekor!

Sebegitu meriahnya hari-hariku diisi oleh uts, rapat, kepanitiaan dan acara keluarga sampai lumayan mlongo juga waktu tahu berat badan menginjak digit 46.

Aku kira pipiku sudah membola kembali dan bokongku semakin berisi in case ke mana mana pasti dicekokin makanan.

Di rumah tante.
"Aduuuuuh kamu itu hidup di kampus apa di kos! Sini makan yang banyak mumpung di rumah!"

Di rumah tante yang satunya lagi.
"Ayo mau makan apa. Ini ya. Itu ya."

Ketemu memet.
"Kurang hun nasinya" *diambilin lagi 1 - 2 centong*

Pulang ke ponorogo.
"depot madiun ya" "masak ini ya hari ini" "masak itu aja ya sore ini" *tau-tau ayamnya 5 potong buat aku semua*

Rapat, makan lagi.

Dan beratku gak improve.

Ok, apa aja yang udah aku lewatin? Konser Mocca? Color Fun Run? Festival Reyog Nasional (lagi)? Entahlah.

Yang pasti aku sudah bersemayam di kos baru dan sekarang mau pindah (lagi) karena bangunan kosku mau dijual, yang kemudian mengharuskan para penghuninya siap-siap cari kos baru sebelum akhir tahun. Di saat aku mulai nyaman dengan suatu hal, ternyata Tuhan berkehendak lain.

Mungkin hal itu juga yang menjadi jawaban atas ke...bingunganku akan hujan akhir-akhir ini. Aneh. Biasanya aku merasakan kebahagiaan yang misterius, sesuatu yang berlangsung begitu saja tanpa bisa dijelaskan ketika hujan turun. Tapi kali ini ... ada sesuatu yang ganjil. (sek sek, bosoku rodok blur)

Mungkin karena, kamar kosku yang sekarang tidak memiliki jendela yang mengarah keluar rumah.
Mungkin karena tidak ada wifi.
Mungkin karena aku tidak punya teman di kos.


Musim hujan selalu sempurna di A39.

Kamar dengan spot paling menguntungkan seantero asrama yang baru aku sadar mungkin bakal bisa ditemui lagi kalau aku beli apartment atau sewa kamar di hotel. Jendelanya. Pemandangannya. Gunung dan Mercusuar. Wifinya. Hawanya. Sprei dan bedcovernya.

Dan sebenarnya yang paling penting adalah, the company. That sense of knowing that we're not alone. There was always be another ppl along my sight, sekalipun kamar sepi, adanya kesadaran otomatis bahwa kita tidak sendirian yang menjadi biasa itu bisa jadi yang bikin aku gak pernah ngerasa sedih walau sepi dan tenggelam dalam duniaku sendiri.

Sekarang cuman spongebob, masha dan on the spot yang selalu setia membuat aku, setidaknya, gak ngerasa sendirian. Setiap malam setiap aku tidur, tv selalu nyala only to make sure aku gak sedih atau mikir sampe gak tidur.

Aku rindu duduk diam di dalam mobil sambil, cheesy said, menikmati hujan.

Sekarang aku harus rela kedinginan dan sakit-sakitan demi merasakan hujan atau sekedar melihat jalan yang basah di atas motor. Sendirian.