Friday

it is septembre, already.

a lot, a lot of things happened. i've planned some writings, well i actually put it inside my notes, but then my college life stole my months and i could not compromise for more.

accounting studies, which screw my life and my right-brain activities  these last 2 years (i mean, no) dulunya ditetapkan sebagai seni. world had recognised 2 type of formal knowledge, one called Science (e.g.: Economics Science).. one called Arts. pada zaman kolot, akuntansi termasuk Arts karena dia bukan Science, dia tidak memiliki hipotesis dan pembuktian. akuntansi adalah sistem, yang terus menerus beradaptasi dengan dunia.

wat imma sayin.................

but anyway, talk real, it pushed me to stay longer with my left brain. akuntansi gak bisa bertumpu pada kecerdasan, logika maupun hal pasti. akuntansi butuh ketelatenan. dia nyaris stagnan. fokus pada kasus, tidak fleksibel. bahkan pekerjaan laboratorium yang menuntut perhitungan penuh ketelatenan masih melibatkan kedinamisan, penemuan hal baru, dan analisa yang seru. ada sesuatu yang tak hanya harmonis, tapi juga dinamis.

and i usually worked with flexibility and kedinamisan. that's why i'm ok with managements classes (i'm afraid i can graduate as summa cum laude if i took management studies, but i got 1 b bcs of pernah kedapetan ga dengerin dan disuruh maju tepak dosene sepuh dan kolot sekali, my bad. lainnya a.)

but i work really harrrrd on accounting.

i dont have deep basic, i hate accounting on high school. i used to underestimate this subjects. i love geografi, i love sosiologi (i used to get highest score on this subj) i love bahasa, i love arts. i love dynamics. i hate being stagnant. i love observing, discussing, debating, writing, speaking, thinking about cases and solutions, and being different and sharing em.

accounting inhibit me to do them. i should sit, look at the transactions very carefully, at the derivatives, at the reports, adjust them, journal them into the same types of aljebra, debit kredit, aset sama dengan liabilitas ditambah ekuitas and when it accelerates, it accelerates with the same models. all the way around. even we cant do the strategic thinking (which i love the most). accountant is only a supporter. we think backwards, we assess WHILE they do the 'things'. i. almost. quit.

i used to think that ini menghambat pendewasaanku, umur duapuluhku, misalnya aku ambil jurnalistik mungkin aku bisa bebas nulis, mengkritisi kultur (i used to, aku gabung ke pers mahasiswa and wrote some, dan pernah dapet bingkisan krn best writing pas bonding night lol, dan pernah berkesempatan jadi mahasiswa yang menulis editorial di buku suci pmb fakultas ekonomi tahun 2015 but now i quited--in fact i quit all of my organization just to focus on my gpa) gak merasa bersalah waktu nonton konser ini-itu dan baca banyak majalah, ke perpustakaan menuju rak yang 'benar' dan gak merasa prokestinating setiap nonton film. observe people, observe the world, and write them, prove them with statistics, and the world called us 'berguna'. even kita bisa konferensi dengan dasar-dasar dan ilmu yang kita dapat dari dalam kelas. dan lomba-lomba yang membuat kita tidak harus 'mengabaikan' dan menomorduakan tugas dan pr kita. we meet new people, sharing, diskusi, berdebat dan creating new things yang sesuai. bertemu orang-orang yang sama, sepemikiran dan tertarik dengan hal sama tanpa membuat kita memecah fokus dengan keharusan kita. no guilt. just dance. thru the wind.

but then i realized. ini mendewasakan aku. aku memilih, aku bertanggung-jawab. aku menerima dan aku bertahan. aku harus terus berjalan.

it's septembre already, the second weekend, to be exact.

i've been reading What The Dog Saw. another book by the gorjes malcolm gladwell. few years ago, if i was asked who was best author i would easily answered with, jk rwoling. not to brag her harry potter stuffs--well everyone did so, but i also started reading her cormoran strike series the year i entered college, and, they have nuclear power, i still believe until now.

i forget when exactly i began to read non-fiction (i went a lot to science-fiction before, it was still fiction dengan segala kesains-sains-annya) but recently i really find a huge energy in reading non-fiction column and books. ya i read natgeo, i watch NatGeo People channel (instead of their Wild and ori ones), i read Einstein Aja Gak Tahu and other science books since i was ele-school, but it was science.

well yes science books are non-fiction but when i talk about non-fiction it means more than science thingy. it can be people stories (not biography tho), things behind the famous cases, critical thinking, anything malcolm gladwell wrote. gak dia aja sih, but 3 of some his books secara luar biasa bikin aku merevise jawaban untuk 'siapa penulis buku favoritmu' sekarang.

i will mention his name in seconds.

Outliers, The Tipping Point, and now What The Dog Saw. dang. i feel like i watch NatGeo People inside my mind while reading his explanation, his recount. he wrote facts, i read stories. he wrote data, i read illustration. he told cases, i recall all of the at-the-surface history my lecturers have told us in front of the class. boom.

ok, this person, the great gladwell. dia memuaskan dahagaku dan sejenak melepaskan aku dari stagnansi dan kebosanan dunia pencatatan keuangan. dia bahas kasus enron dengan sangat teramat mengesankan. dia bahas tentang copywriters dan their power in making new era and changing the world just by commercial sentence. dia membahas kasus nassim taleb dan niederhoffer dengan serunya. dia bahkan membuat saya berkaca-kaca hanya dengan menuntaskan kisah john rock.

bottom line.. sori bikin capek dengan semua omong kosong akuntansi ini.
di saat orang lain udah ke luar negeri (kalau itu masih menjadi ukuran standardisasi sesuatu oleh suatu kalangan)
di saat orang lain sudah menang lomba
di saat orang lain dapat beasiswa
aku cuman seseorang yang pernah menjadi pegiat kampus gila events (di saat mahasiswa tahun pertama rata-rata hanya memegang 2-3 events, aku dipercaya untuk megang 12) yang barusan memutuskan keluar dari senat mahasiswa, belum menjadi apa apa meski dulu pernah digadang menjadi the next. ip turun jauh dari kumlaud karena tidak mencintai yang dilakukan dan tertekan karena tidak menjadi diri sendiri, dan seseorang yang bukan tim olimpiade karena, jika ip kumlaud saja tidak apalagi mengerjakan olimpiade? i've tried business case. kampusku masih sangat jauh dari ketersediaan dukungan lomba selain olimpiade. dan prodi akuntansi haruslah mengikuti akuntansi, entah mengapa. harus ada persetujuan ketua prodi dan ia akan mendahulukan si anak dengan prodi yang bersangkutan dengan tema lomba.

sekali itu aku ikut dengan nekat dan pendekatan berbeda. sampai dalam sehari bisa keluar masuk ruang kaprodi, wadek 3, ke 2, hingga bapak dekan sendiri. nekat menelpon seorang profesor dari prodi seberang untuk menjadi guru pembimbing. dan tidak pernah dilupakan setelahnya (beberapa teman masih bercerita bahwa beliau selalu menyebut saya dalam kelasnya--sungguh saya benar benar terharu) padahal aku masih bukan siapa siapa yang belum menghasilkan apa apa.

aku pingin s dua ke jerman. tapi 3 tahun terakhir aku terlalu sering menulis ini itu tapi gak kesampaian sampai kadang aku malu sendiri dilihat orang.

tapi bolehkah kita tetap tidak lelah bermimpi?

orang hanya tahu dunia luar. katanya, jangan terlalu terjebak dunia maya (ig, fb, utube, blog dll). it lies. tapi toh mereka tetap tanpa sadar mengambil stereotipe dari apa yang mereka dengan mudah lihat--dunia maya. and i feel it looks like, i'm seen doing nothing.

galileo hebat tapi dunia mengakui kehebatannya setelah ia dihukum mati dan dicerca.
john rock hanya menerima pensiunan sebanyak 75 dolar (tanpa ratus ataupun ribu) dalam setahun dari harvard padahal setelah ia meninggal, dunia mengakui pil kb bisa jadi merupakan obat bagi kanker payudara.
malcolm gladwell menghargai para genius minor. tapi belum tentu dunia juga.

atau mungkin bukan dunia. tapi sistem dan anggapan publik--apa yang oleh kebanyakan orang dianggap benar.

yang penting terus berusaha. jadi dosakah terus 'ingin'? adakah batasan waktu bagi pemenuhan sang 'ingin'?

karena kadang ada rasa yang menyeramkan bernama lelah. putus asa. dan takut akan kadaluarsa.

ada sebuah hirarki kebutuhan, di mana kebutuhan fisiologis, rasa aman, dan rasa memiliki teman merupakan kebutuhan mendasar manusia. setelah 3 kebutuhan terpenuhi, ada kebutuhan lain bernama rasa telah mencapai sesuatu dan puncaknya yang biasa disebut self-actualization dimana kita merasa sudah mencapai keseluruhan potensial kita dan sering dikaitkan dengan proses kreatif.

terus?

yah atau mungkin aku hanya butuh seorang pskiater. engga aku nggak gila.

hanya, ada ketakutan yang tidak bisa dijelaskan yang kadang membuat aku merasa orang lain memandangku cemen, mereka bisa menghadapi kalo mereka jadi aku, aku aja yang nggelelo, aku aja yang cemen. orang lain bisa masa aku engga.

mungkin bagi sebagian orang hal ini remeh. mungkin mereka bisa dengan mudahnya mengutip kata-kata naif seperti, yang penting usaha, kalo gak ada jalan ya dobrak, atau mungkin mereka sedang tidak berada di kursi panasmu untuk merasakan. mungkin mereka memang sudah berada pada posisi dimana mereka bisa melihatmu dari atas, atau dari tempat yang sudah mapan (?)

entahlah. mengapa dunia hanya terus menagih bukti dan hasil akhir. mana. mana.

dan mana.